Jakarta (ANTARA Sumsel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat sebesar 21 poin menjadi Rp13.522 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.543 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Sejumlah sentimen positif yang beredar di dalam negeri mendorong rupiah terapresiasi terhadap dolar AS," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta.
Ia mengemukakan bahwa apresiasi rupiah tidak terlepas dari penilaian terhadap kebijakan Presiden RI Joko Widodo dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur selama 3 tahun terakhir yang telah menggairahkan kembali kalangan industri infrastruktur dalam mengembangkan bisnisnya.
"Infrastruktur yang membaik akan meningkatkan aktivitas ekonomi nasional yang akhirnya mendorong perekonomian tumbuh," katanya.
Selain itu, lanjut dia, Bank Indonesia yang membuka transaksi swap lindung nilai dalam mata uang non dolar AS untuk mata uang Euro (EUR), mulai 25 Oktober 2017 juga turut berdampak positif pada stabilitas rupiah.
"Diharapkan kebijakan itu dapat mendukung kegiatan investasi," katanya.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa sejumlah sentimen eksternal masih menjadi penahan apresiasi rupiah lebih tinggi. Terpilihnya Shinzo Abe sebagai Perdana Menteri dapat mendorong dolar AS kembali terapresasi.
"Shinzo Abe diperkirakan kembali melanjutkan program pelonggaran kebijakan moneternya untuk membantu meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jepang," katanya.
Berita Terkait
Rupiah melemah di tengah disinflasi stagnan di AS
Senin, 29 April 2024 9:39 Wib
Rafael nilai kemenangan dari Korsel U-23 sebagai kinerja tim
Jumat, 26 April 2024 10:31 Wib
Rupiah melemah seiring rilis data PDB AS lebih rendah
Jumat, 26 April 2024 10:21 Wib
Rupiah bergerak stabil seiring pasarrespons positif kenaikan BI-Rate
Kamis, 25 April 2024 9:49 Wib
Rupiah berpeluang melemah dipengaruhi konflik di Timur Tengah
Senin, 22 April 2024 9:46 Wib
Rupiah melemah pengaruh indikator ekonomi AS kokoh
Jumat, 19 April 2024 11:04 Wib
Rupiah diperkirakan bergerak sideways jelang libur Lebaran
Jumat, 5 April 2024 12:26 Wib
Rupiah merosot dipengaruhi kenaikan imbal hasil obligasi AS
Rabu, 3 April 2024 10:51 Wib